Lebah ratu yang bertelur subur siap
menghasilkan lebah pekerja dan lebah ratu, dan telur yang tidak subur
menghasilkan lebah jantan. Kedua jenis telur tersebut tampaknya sama. Dari
kedua jenis telur itu, telur calon lebah pekerja jsutru yang terbanyak
dihasilkan. Telur calon lebah jantan dihasilkan sejak awal musim bertelur dan
jelang hijrah ke jumlah yang tidak terbatas.
Telur calon lebah pekerja diletakkan
di sel yang terkecil dibanding sel untuk telur calon lebah jantan. Sel
berpenghasilan larva lebah jantan memiliki tudung lilin lebih cekung dan
lebih dalam dibanding sel larva lebah betina.
Setelah tiga hari di dalam sel,
telur menetas jadi larva yang tidak miliki sayap atau kaki dan tampak seperti
seekor ulat dengan pakan terbanyak agar tumbuh lebih cepat. Dalam waktu
singkat, tubuh
lebah memenuhi ruangan sel.Ketika
larva memasuki fase pupa, lebah pekerja akan menutupi pintu sel rapat-rapat.
Pada kondisi ini, terjadi perubahan tercepat pada tubuh pupa dengan ditandai tumbuhnya
sayap dan kaki.
Setelah selesai proses metamorfosis,
lebah dewasa muncul dari pupa dalam bentuk lebah sempurna. Siklus hidup lebah
madu mulai dari telur, larva, pupa dan akhirnya dewasa. Lamanya siklus hidup
untuk setiap jenis lebah madu amat variatif. Awalnya, lebah ratu, pekerja dan
lebah jantan berbentuk telur selama 3 hari, lalu jadi larva selama 4-9
hari. Periode pupa mulai berbeda untuk ketiga strata lebah madu ini. Lebah
pekerja (10-20 hari), lebah ratu (10-15 hari) dan lebah jantan (10-23 hari).
Sedangkan masa dewasa dimulai ratu
pada hari ke-16, pekerja di hari ke-21 dan lebah jantan pada hari
ke-24.Komunikasi LebahSebagai makhluk hidup, lebah madu memiliki cara
komunikasi tersendiri. Pertama, Komunikasi Lewat Feromon. Cara komunikasi lewat
foremon merupakan cara yang paling dominan yang dilakukan lebah madu.
Feromon adalah senyawa kimia yang dihasilkan lebah ratu dari kelenjar
hipofarink yang membawa informasi-informasi tentang kegiatan yang baru
dilakukan anggota koloni sesuai keadaan yang sedang ataupun siap dihadapi.
Feromon dihasilkan secara internal,
tetapi bekerja eksternal untuk menginduksi reaksi-reaksi yang mengubah tingkah
laku individu dalam spesies yang sama. Penyebaran feromon dalam satu koloni
lebah bisa berlangsung melalui kontak tubuh, makanan atau udara sekitar sarang.
Perpindahan feromon dari lebah ratu ke lebah pekerja berlangsung saat lebah
pekerja mengibaskan antena ke tubuh ratu.
Di dalam sarang, feromon siap
mengatur aktivitas lebah-lebah pekerja seperti memberi makan ke anggota koloni,
membuang lebah yang mati, memberi tanda bahaya dan mengenal sesama anggota
koloni.
Di luar sarang, feromon sebagai daya
tarik seksual untuk merangsang lebah-lebah jantan agar bisa mendekati dan
mengawini ratu-ratu perawan atau sebagai kompas penuntun koloni bila
sedang migrasi.Kedua, Komunikasi Lewat Tarian. Lebah pekerja lebih efektif dan
efisien mencari nectar bunga atau sumber pakan dengan mengandalkan bantuan
lebah pekerja pemandu lewat tari keliling (round dance).
Saat seekor lebah pemandu
(scout) mendapat sari bunga, ia sering menari di depan sarangnya sebagai kode
memberi tahu lokasi sari bunga ke semua rekan.Dengan bantuan radar, para
ilmuwan berhasil menjawab pertanyaan kontroversial seputar tujuan lebah
menarikan tarian-tarian aneh dan mengibaskan tubuh.
Tarian lenggak-lenggok yang populer
itu berisi informasi tentang lokasi nektar (sari bunga), seperti yang diduga
sejak tahun 1960-an. Awalnya, saat teori itu terungkap, terdapat banyak
tanggapan skeptis sebagai akibat langsung dari ketidakyakinan mereka akan lebah
yang bisa memahami pesan secara kompleks.
Para peternak lebah sudah sejak lama
bertanya-tanya apa tujuan tarian itu, mengapa lebah menunjukkan tarian
misterius di hadapan sarangnya sesaat setelah pulang mencari nektar. Biasanya,
sebelum memasuki sarang, seekor lebah pembawa nektar melakukan gerakan dalam
delapan tarian seperti mengibaskan perut kala menari, di tengah kerumunan lebah
lain. Kibasan dan tarian tersebut dilakukan dalam pola berbeda dan
terorganisir. Bagi seorang Karl Von Frisch, ahli hewan dan pemenang nobel,
sudah pernah melakukan pengamatan agak detail pada tahun1960-an. Frisch menyatakan, lebah
sedang berjuang menyampaikan serangkaian instruksi tentang upaya menemukan
sumber sari bunga saat menari.
Sumber Artikel
:
-Codex Alimentarius
Commission. 1989.
Codex Standards of Sugars (honey).
Supplement 2 to Codex Alimentarius Vol. III.
Food and Agriculture
Organization, Rome. -Hamad, Said.
Terapi Madu,
Depok : Pustaka Iman,2007. -Rakhmad
R., Basuki,
“Madu dan Khasiatnya: Panduan
Kesehatan dan Pe
ngobatan
untuk
Pribadi dan Rumah Tangga”,
Yogyakarta:1998 -Sarwono,B. 2001.
Lebah madu
. Agro Media Pustaka, Tangerang.
-Sihombing, D. T. H. 2005.
Ilmu Ternak Lebah Madu.
Gajah Mada University
Press,Yogyakarta -Siregar, H. C. H. 2002.
Pengaruh metode penurunan
kadar air, suhu dan lama
penyimpanan terhadap kualitas
madu randu.
Tesis. Program Pasca Sarjana,
Institut Pertanian Bogor. -Siregar, H. C. H. 2006.
Pengantar pengenalan madu
. Paper. Departemen Ilmu Produksi
dan Teknologi Pertenakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
-Sumoprastowo, R. & R. A, Suprapto.1980.
Beternak Lebah Madu Modern
. Bharata Karya Aksara, Jakarta
-Suranto, Adji, dr, SPA,.
Khasiat dan Manfaat Madu
Herbal,
Jakarta : Agromedia Pustaka,2004.
-Suriawira,U.,
Madu untuk Kesehatan,Kebugaran
dan Kecantikan
, Jakarta : Papar Sinar Sinanti,2000
-
Warisno,. “
Budidaya Lebah Madu
,” Yogyakarta: Penerbit Kanisius,
1996.
-Winarno, F.G.
Madu, Teknologi, Khasiat, dan
Analisa , Jakarta : Ghalia Indonesia ,1982
Sumber : https://www.scribd.com/doc/306456638/Pengertian-Madu-Dan-Proses-Pembuatannya